0 Comments

Ilustrasi Minyak Kelapa Sawit.
Sumber: iStock

Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia, terutama dalam industri makanan, kosmetik, dan bahan bakar nabati. Namun, di balik popularitasnya, minyak sawit mengandung senyawa berbahaya yang dikenal sebagai 3-MCPD (3-Monochloropropane-1,2-diol) dan turunannya, yaitu ester 3-MCPD. Senyawa ini terbentuk selama proses pemurnian minyak sawit pada suhu tinggi dan telah dikaitkan dengan berbagai dampak buruk bagi kesehatan manusia.

Apa Itu 3-MCPD dan Bagaimana Terbentuk?

3-MCPD adalah senyawa kontaminan yang terbentuk ketika minyak nabati, termasuk minyak sawit, mengalami proses deodorisasi pada suhu tinggi di atas 200 °C. Senyawa ini berasal dari reaksi antara klorin dan komponen lipid dalam minyak. Meskipun bentuk utama dalam minyak sawit adalah ester 3-MCPD, dalam tubuh senyawa ini dapat dihidrolisis menjadi 3-MCPD bebas yang lebih berbahaya.

Selain minyak sawit, 3-MCPD juga ditemukan dalam berbagai produk makanan yang diproses pada suhu tinggi, terutama yang mengandung bahan pengawet berbasis klorin. Proses pembentukan 3-MCPD terjadi akibat reaksi antara klorida dan lemak, terutama dalam kondisi pemanasan tinggi yang umum digunakan dalam produksi minyak nabati.

Bahaya 3-MCPD bagi Kesehatan

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa 3-MCPD memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Berikut beberapa dampak yang telah dikaji oleh berbagai lembaga kesehatan:

  1. Efek Karsinogenik
    Menurut Badan Keamanan Pangan Eropa (EFSA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 3-MCPD bebas telah diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen bagi manusia. Studi pada hewan menunjukkan bahwa konsumsi dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan tumor ginjal dan sistem reproduksi.
  2. Kerusakan Ginjal dan Hati
    Penelitian yang dilakukan oleh EFSA menemukan bahwa paparan jangka panjang terhadap 3-MCPD dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati, terutama pada individu yang sering mengonsumsi makanan olahan berbasis minyak sawit. Dalam uji coba terhadap hewan, ditemukan bahwa tikus yang diberikan 3-MCPD dalam dosis tinggi mengalami degenerasi ginjal yang signifikan.
  3. Gangguan Sistem Reproduksi
    Studi lain menemukan bahwa konsumsi berlebihan 3-MCPD dapat mengganggu sistem reproduksi pria, menyebabkan penurunan jumlah sperma dan infertilitas. Penelitian terhadap hewan menunjukkan adanya penurunan kualitas sperma dan perubahan morfologi testis setelah terpapar 3-MCPD dalam jangka panjang.
  4. Dampak pada Perkembangan Anak
    WHO dan FAO (Food and Agriculture Organization) telah menetapkan batas aman konsumsi harian sebesar 2 µg/kg berat badan per hari. Namun, bayi dan anak-anak yang mengonsumsi produk berbasis minyak sawit dalam jumlah besar dapat lebih rentan terhadap efek negatifnya.

Anak-anak yang sering mengonsumsi produk berbasis minyak sawit yang diproses secara intensif, seperti susu formula, makanan ringan, dan biskuit, memiliki risiko lebih tinggi mengalami paparan 3-MCPD yang berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih selektif dalam memilih produk makanan untuk anak-anak mereka.

Regulasi dan Batas Keamanan 3-MCPD

Beberapa negara telah menerapkan batasan ketat untuk mengontrol kadar 3-MCPD dalam minyak nabati, termasuk minyak sawit:

  • Uni Eropa: Maksimum 1.25 mg/kg dalam minyak nabati.
  • Codex Alimentarius FAO/WHO: Menetapkan standar internasional untuk batas aman 3-MCPD sebesar 0.4 mg/kg.
  • Indonesia BPOM: Semua pangan olahan yang mengandung protein nabati terhidrolisis (dalam bentuk cair) sebesar 20 µg/kg, semua pangan olahan yang mengandung protein nabati terhidrolisis (dalam bentuk padat) sebesar 50 µg/kg, dan protein nabati terhidrolisis sebesar 700 µg/kg.

Selain batasan regulasi, beberapa perusahaan mulai mengembangkan teknologi pemurnian baru yang dapat mengurangi kadar 3-MCPD dalam minyak sawit. Metode ini meliputi penggunaan adsorben khusus, modifikasi suhu pemrosesan, dan pemilihan bahan baku dengan kandungan klorida lebih rendah.

Kesimpulan

3-MCPD dalam minyak kelapa sawit menjadi perhatian besar dalam dunia kesehatan karena efek berbahayanya, terutama sebagai senyawa potensial karsinogenik dan toksik bagi ginjal serta sistem reproduksi. Meskipun minyak sawit tetap menjadi bahan utama dalam industri makanan dan kosmetik, regulasi ketat diperlukan untuk memastikan bahwa kadar 3-MCPD dalam produk yang dikonsumsi aman bagi masyarakat.

Dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya 3-MCPD, konsumen dapat mulai lebih selektif dalam memilih produk berbasis minyak sawit. Selain itu, industri juga harus berperan aktif dalam mengembangkan teknologi pemrosesan yang lebih aman guna melindungi kesehatan masyarakat global.

Sumber:

BPOM, 2018, “PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN KIMIA DALAM PANGAN OLAHAN”

European Food Safety Authority (EFSA), 2018, “Update of the risk assessment on 3-monochloropropane diol and its fatty acid esters

International Agency for Research on Cancer (IARC), 2013, “Some Chemicals Present In Industrial And Consumer Products, Food And Drinking-Water Volume 101

WHO/FAO Codex Alimentarius, 2023, “General Standard For Contaminants And Toxins In Food And Feed

Yung, Y.L. dkk. Food Chemistry, 2023, “Mitigation of 3-monochloropropane 1,2 diol ester and glycidyl ester in refined oil – A review
https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2023.136913

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts