0 Comments

Pengenalan tentang Parameter Kualitas Air Minum

Air minum merupakan kebutuhan yang esensial bagi tubuh. Selain sebagai sumber hidrasi dalam tubuh, air minum juga mengandung mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam peredarannya di masyarakat, kualitas air minum merupakan hal yang menjadi perhatian utama agar masyarakat mendapatkan air minum yang baik. Kualitas air minum ini telah diatur dalam standar nasional, yaitu SNI 3553:2015 dengan judul “Air Mineral”. Standar ini menjabarkan tentang parameter uji kualitas pada air minum. Beberapa parameter memiliki metode pengujian yang juga sudah direferensikan ke turunan SNI-nya

Merujuk pada standar SNI 3553:2015, parameter kualitas air minum diantaranya adalah uji fisik, uji keasaman (pH), dan uji kandungan ion, baik anion anorganik maupun kation mineral. Uji kandungan anion ini juga dapat dijabarkan lebih detail, seperti ion nitrit dan nitrat (NO2 dan NO3), sulfat (SO4), fluor dan klor (F dan Br), sianida (CN) serta bromat (BrO3). Selain anion, kandungan uji kation juga dilakukan untuk mengetahui kandungan kation mineral dalam air minum, seperti natrium (Na), kalium (K), Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca). Kandungan kedua ion ini, baik kation maupun anion, dapat menjadi penentu dalam kualitas air minum, sehingga dibutuhkan metode pengujian yang baik.

Ion Chromatography (IC) sebagai Metode Penentuan Kualitas Air Minum

Metode penentuan kualitas air minum cukup beragam, seperti metode turunan yang juga jadi acuan pada SNI 3553. Selain metode turunan tersebut, standar internasional lain juga mengatur metode analisis, seperti ISO dan ASTM. Kedua standar internasional ini juga mengatur metode analisis yang lebih spesifik, yaitu analisis kadar kation dan anion. Metode analisis yang direkomendasikan dalam analisis kadar kation dan anion salah satunya adalah metode Ion Chromatography (IC) atau kromatografi ion. Pada ASTM, pengujian kadar kation dengan metode IC diatur pada ASTM nomor D6919-17, yang membahas mengenai Penentuan Kadar Kation Alkali, Alkali Tanah, dan Amonium pada Air dan Limbah dengan Kromatografi Ion dan ASTM nomor D4327-17, yang membahas mengenai Penentuan Kadar Anion pada air dengan IC.

Bagaimana IC Bekerja dalam Pengujian Penentuan Kualitas Air Minum?

Kromatografi ion merupakan instrument turunan kromatografi likuid yang berfokus pada pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan fasa gerak dan fasa diam, dimana fasa diamnya merupakan kolom penukar ion, sementara detektor yang digunakan merupakan detektor konduktivitas dan UV. Secara spesifik, kromatografi ion memiliki perbedaan utama dibandingkan dengan HPLC, yaitu penggunaan supresor yang membuat kromatografi ini lebih ekslusif. Analisis ion dengan IC dapat dilakukan untuk pengujian ion pada kualitas air minum, yaitu parameter pengukuran kation dan anion.

Sampel air minum yang diinjeksi kedalam IC akan dialirkan ke dalam kolom pertukaran ion. Kolom pertukaran ion ini berbeda antara pengujian kation dan anion. Pada pengujian kation, kolom penukar ion yang digunakan merupakan kolom dengan kecenderungan ion negatif, sehingga akan memengaruhi urutan kation yang akan akan terdeteksi. Sebaliknya, pada pengujian anion, kolom yang digunakan adalah kolom dengan kecenderungan positif, sehingga memengaruhi urutan anion yang akan terdeteksi. Setelah itu, pada instrument IC, terdapat supresor yang berfungsi untuk menekan konsentrasi pelarut dengan cara menyerap ion-ion pelarut pada supresor, sehingga baseline yang dihasilkan akan lebih rata dan meningkatkan sensitifitas. Setelah itu, pada IC terdapat pula detektor yang berfungsi untuk mendeteksi ion yang dianalisis. Ion-ion yang dianalisis akan muncul secara berurutan membentuk kromatogram yang nantinya akan diolah datanya untuk mendapatkan nilai konsentrasinya.

Hasil dari analisis kromatografi ion akan dijabarkan dalam bentuk kromatogram. Tiap-tiap ion, baik kation maupun anion, akan menghasilkan kromatogram yang berbeda. Pada analisis kation, urutan kation yang akan muncul adalah litium (Li), natrium (Na), ammonium (NH4), magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan kalium (K). Sementara itu, pada analisis anion, urutan anion yang akan muncul adalah fluor (F), asetat (CH3COO), format, klorit, klor dan lainnya. Keseluruhan ion ini akan menunjukkan bagaimana kualitas dari air minum melalui kadar kation dan anion mineralnya. Untuk urutan ion-ion tersebut dapat dilihat di contoh kromatogram di bawah ini.

IC-8100 dari Tosoh sebagai Pilihan dalam Instrumen Penentuan Kualitas Air Minum

IC-8100 series dari TOSOH dapat menjadi solusi dalam penentuan kualitas air minum, terlebih dengan spesifikasinya yang mendukung dalam metode analisisnya. Selain itu, terdapat fitur auto dilution yang memungkinkan bagi user untuk dapat melakukan dilusi secara otomatis. Teknologi ini tentunya akan meningkatkan reproducibility dan pengulangan yang baik, serta akurasi yang tinggi.

Dengan spesifikasi tersebut, IC-8100 dapat diandalkan sebagai instrumen dalam pengujian kualitas air minum, terutama di lembaga seperti laboratorium pangan, lingkungan, serta laboratorium kesehatan lingkungran daerah yang tentu membutuhkan keakuratan tinggi dan kecepatan dalam analisis air minum. Untuk informasi dan pemesanan lebih lanjut, dapat menghubungi website kami di www.indotech.co.id atau menghubungi ke nomor pemesanan pada website.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Spectrophotometer Cuvet

Distributor Kuvet Spektrophotometer Andа ѕеdаng mencari Distributor Kuvet Spectrophotometer Indonesia atau distributor…