Laboratorium Bio-Safety Level
Biosafety laboratorium merupakan sistem keamanan dan pencegahan (containment) yang sangat penting untuk melindungi tenaga kerja laboratorium dan lingkungan terhadap paparan agen biologis patogen. Kegiatan tersebut diterapkan menggunakan kerangka penilaian risiko dan melalui pengembangan budaya keselamatan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan kerja aman dimana langkah-langkah yang memadai diterapkan untuk meminimalkan kemungkinan tingkat keparahan dari setiap potensi paparan agen biologis. Kesadaran dan keahlian biosafety telah meningkat sejak edisi sebelumnya Panduan biosafety Laboratory Oleh WHO (1-3). Perkembangan teknologi baru seperti penggunaan metode molekuler mengalami perubahan yang signifikan untuk mengurangi jumlah aktivitas diagnostik yang memerlukan penyebaran titrasi tinggi agen biologis.
Apa Tujuan Adanya Biosafety ini ?
Penelitian mengenai diagnosis penyakit, kajian epidemiologi, pengembangan produk farmasi, penelitian ilmiah maupun analisis sel manusia serta hewan memerlukan keamanan laboratorium secara khusus. Biosafety level telah diatur oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika dan Protokol Cartegena serta Undang-Undang Republik Nomor 21 Tahun 2004 tentang pengesahan Cartagena Protocol on Biosafety to The Convention on Biological Diversity (Protokol Cartagena Tentang Keamanan Hayati Atas Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati). Prosedur ini, diterapkan dengan tujuan untuk melindungi peneliti, pekerja dan lingkungan di luar laboratorium dari kontaminasi bahan infeksius. WHO (World Health Organization) telah mengklasifikasikan empat kelompok organisme berdasarkan risikonya. Penerapan Bio-Safety terdiri atas beberapa level, setiap level memiliki konfigurasi tersendiri berdasarkan target pencegahan masing-masing yakni; BSL Level 1-2-3-4.
Labaotorium Biosafety level 1 (BSL-1) adalah laboratorium yang digunakan untuk penelitian pada mikroorganisme penyebab suatu penyakit yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak memiliki potensi bahaya terhadap peneliti dan lingkungan. BSL-1 ini memiliki fungsi sebagai laboratorium dasar yang biasanya digunakan untuk pembelajaran. Mikroorganisme hidup yang digunakan untuk penelitian pada BSL-1 ini antara lain adalah: Bacillus subtilis, Escherichia coli, dll. Alat-alat yang harus dilengkapi pada Laboratorium BSL-1 terdiri atas:
- Bak cuci tangan
- Pintu masuk dan keluar laboratorium
- Ruang kedap air, ruang kerja yang mudah dibersihkan
- Rak untuk Jas Laboratorium atau pakaian kerja
- Perabotan yang kokoh dan kuat
- Jendela disertai dengan saringan serangga dan debu
- Alat keamanan seperti alat emergency shower
Laboratorium Biosafety level 2 (BSL-2) adalah laboratorium yang digunakan untuk penelitian pada mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada manusia dan terkadang berakibat fatal namun terdapat tindakan preventif serta pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan sehingga tidak tergolong dalam bahaya yang serius untuk peneliti maupun lingkungan. Berbeda dengan BSL – 1, peralatan keamanan, fasilitas dan desain konstruksi yang digunakan pada BSL – 2 sedikit ditingkatkan. BSL – 2 digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran dan pekerjaan laboratorium dengan mikroorganisme risiko 2. Mikroorganisme pada BSL-2 tidak dapat menyebar melalui udara melainkan risiko utama dalam laboratorium ini adalah kecelakaan kerja akibat kontaminasi benda tajam. Walaupun mikroorganisme yang diuji tidak dapat menyebar lewat udara tetap perlu adanya alat pelindung diri dari percikan sampel darah ataupun sampel tubuh manusia. Contoh mikrooganisme yang diuji pada BSL-2; Escherichia coli, Neisseria meningitides, Treponema pallidium, Cryptoccoccus neoformus, Ascaris sp., Leishmania sp, Adenovirus, Hepatitis A, B, C, D, E, dll.
Pada Laboratorium Biosafety Level 2 ini beberapa persyaratan khusus yang sudah ditetapkan oleh sesuai dengan SE MENKES Nomor 234 Tahun 2020, yaitu :
- Persyaratan Gedung BSL-2:
- Terdapat ruang untuk penyimpanan dan penerimaan bahan sampel
- Terdapat ruang untuk penelitian specimen
- Terdapat ruang khusus yang digunakan untuk menangani limbah yang bersifat infeksius yang juga dilengkapi dengan autoclave
- Terdapat ruangan yang disediakan untuk loker, adsministrasi dan pantry
- Terdapat system instalasi yang akan digunakan untuk penanganan air limbah (IPAL)
- Persyaratan Ruang BSL-2:
- Ruang Laboratorium memiliki area yang cukup luas
- Pembangunan gedung laboratorium diusahakan jauh dari lingkungan padat penduduk
- Ruang infeksius dan non infeksius dipisah dan diberi tanda di setiap ruangan untuk pengenal
- Pintu ruang laboratorium harus terdapat kunci dan memiliki akses terbatas
- Aliran udara searah dengan filter udara pada exhaust/HVAC System dan jendelanya tertutup
- Memiliki system penerangan yang baik dan cukup
- Tidak menggunakan lampu yang menggantung
- Wastafel untuk cuci tangan (posisi di pintu keluar untuk menghindari adanya kontaminasi)
- Pasokan listrik memadai, terdapat penerangan darurat jika terjadi gangguan (genset)
- Memiliki system keamanan alarm otomatis yang akan berbunyi saat terjadi sesuatu
- Gedung memiliki jalur evakuasi yang sudah sesuai dengan syarat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- Persyaratan Bio-Safety Cabinet (BSC) BSL-2:
- Menggunakan BSC Kelas II A dengan standard Internasional
- BSC dilengkapi dengan pintu sash, UV Light dan UPS
- Peletakan BSC diusahakan tidak pas di depan aliran udara dan tidak di depan pintu akses
- BSC diletakkan pada posisi yang tidak terdapat orang keluar masuk.
- Dilengkapi dengan kontak listrik
- BSC sudah dibekali dengan SOP untuk proses pengoperasian, pemeliharaan dan penggunaan pekerjaan menggunaka BSC
- Persyaratan Peralatan BSL-2:
Menggunakan BSC Kelas II A Menggunakan LAF atau PCR Hood Menggunakan RT PCR Memiliki Micropipet Memiliki Autoclave | Memiliki Freezer-80oC untuk Penyimpanan Memiliki Coolbox Memiliki Refrigenerator Centrifuge Memiliki Refrigenerator untuk reagen Memiliki Spindown & Vortex |
Pekerja atau peneliti yang berada di dalam laboratorium BSL-2 harus sudah terlatih dalam bidangnya, BSL-2 harus memiiliki praktik Bio-Safety dan Bio-Security yang baik,persyaratan pada Good Laboratory Practice pada BSL-2 ini terdapat dua jenis, yaitu Laboratorium statis dan non statis. Syarat-syarat atau system keamanan yang membedakan adalah; BSL-2 Statis yaitu Laboratorium BSL-2 yang terletak di gedung, BSL-2 Non-Statis merupakan Laboratorium BSL-2 yang ada di dalam mobil dan bisa melakukan mobilitas.
3. Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3)
Laboratorium Biosafety level 3 (BSL-3) adalah laboratorium yang digunakan untuk penelitian pada mikroorganisme penyebab penyakit serius dan mematikan manusia. Tindakan pencegahan serta pengobatannya belum ada sehingga risiko terhadap individu cenderung tinggi namun masih memiliki tingkat pencemaran rendah terhadap lingkungan. BSL-3 membutuhkan perlengkapan keamanan, fasilitas, dan desain konstruksi yang dapat digunakan untuk uji mikroorganisme dengan risiko sedang – tinggi dan berisiko menyebar lewat udara. Oleh karena itu, BSL-3 umumnya terletak jauh dari pemukiman masyarakat serta dibutuhkannya dekontaminasi setelah bekerja di BSL – 3. Beberapa jenis mikroorganisme yang diteliti pada BSL 3 ini ialah Anthrax, Mycobacterium tuberculosis, Avian Influenza, St. Louis encephalitis, Coxiella burnetii, Brucella sp. Coccodiodes immitis, Hanta virus dan Monkey pox.
Persyaratan Peralatan BSL-3:
- Ventilasi udara khusus
- Pintu rangkap untuk keamanan lebih
- Ruangan khusus sebelum masuk ke dalam laboratorium untuk sterilisasi tubuh
- Dilengkapi dengan autoklaf dan Bio-Safety Cabinet
- Selain itu, harus dilengkapi juga dengan alat pencegahan dan pengobatan yang lengkap jika sampai terjadi kontaminasi
4. Laboratorium Biosafety Level 4 (BSL-4)
Laboratorium Biosafety level 4 (BSL-4) adalah laboratorium yang digunakan untuk penelitian pada mikroorganisme penyebab penyakit serius dan mematikan. Belum terdapat pencegahan dan pengobatan sehingga resiko terhadap individu dan lingkungan tinggi melalu udara cukup tinggi. BSL-4 membutuhkan tingkat keamanan dan fasilitas yang ketat, mikroorganisme dapat menimbulkan risiko infeksi melalui selaput lendir, paparan kulit, dan tetesan sampel. BSL – 4 perlu terisolasi dari komplek Gedung penelitian dengan manajemen pembuangan limbah dan udara laboratorium yang memadai.
BSL-4 merupakan tipe laboratorium yang khusus digunakan untuk kegiatan penelitian mikroorganisme yang bersifat pathogen dan berbahaya. Mikroorganisme yang berada pada laboratorium BSL-4 ini benar-benar mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit serius pada pekerja atau pada manusia jika sampai terkontaminasi, penyakit yang disebabkanya oleh mikroorganisme tersebut memiliki potensi untuk menular dari orang satu ke yang lain baik langsung atau tidak dengan cepat. Contoh mikroorganisme yang diteliti pada Laboratorium BSL-4 ini ialah Virus HIV Aids, Virus Ebola, Rift valley fever, Sin nombre, Lassa Virus, Machupo Virus, Marburg Virus, Herpes Virus, Simiae, Hemorrhagic fever virus.
Persyaratan BSL-4:
- Memiliki ruang antara yang disertai juga dengan kamar mandi yang digunakan untuk mandi sebelum memasuki pusat dari laboratorium da tempat mandi (shower) sebelum keluar dari laboratorium untuk memastikan tidak ada kontaminasi virus atau bakteri yang terbawa.
- Memiliki fasilitas-fasilitas yang sama seperti BSL 3
- Dilengkapi dengan autoclave di bagian luar serta dalam laboratorium yang memiliki pintu ganda.
Segera hubungi Whatsapp kаmі untuk informasi dаn pemesanan produk kami