INOVASI PENGUJIAN KADAR GULA DARAH: ANALISIS HBA1C DENGAN IC

Urgensi dan Peluang Analisis Kadar Gula Darah dengan HbA1c

Kecenderungan masyarakat saat ini yang terlalu banyak mengonsumsi gula menjadi kontributor terbesar dalam perkembangan penyakit diabetes melitus. Diperkirakan, jumlah penderita diabetes akan terus bertambah hingga 578 juta orang pada tahun 2030. Dengan keadaan seperti ini, langkah pencegahan terhadap penyakit diabetes melitus ini segera dibutuhkan, salah satunya adalah mekanisme pengujian analisis laboratoriumnya. Pengujian diabetes saat ini sudah beragam metodenya, namun pengembangan metode analisisnya semakin besar demi menuntut keakuratan yang tinggi serta kecepatan analisisnya. Salah satu metode pemeriksaan kadar gula darah adalah dengan analisis HbA1c. Pembahasan mengenai metode ini pernah dibahas dalam jurnal Action Research Literate Vol. 8, No. 9, tahun 2024.

Bagaimana Analisis Kadar Gula Darah dengan HbA1c Dapat Dilakukan?

Pembahasan mengenai HbA1c juga dibahas pada jurnal ini. Pada manusia dewasa, hemoglobin itu terdiri dari 97% hemoglobin A (HbA),  2,5% hemoglobin A2 (HbA2), dan 0,5% hemoglobin Fetus (HbF). Hemoglobin A (HbA) dapat dipisahkan kembali menjadi fraksi atau hemoglobin minor, yaitu fraksi pertama dianggap sebagai hemoglobin A murni sehingga dinamai HbA0 dan fraksi selanjutnya diberi nama HbA1a, HbA1b dan HbA1c. Ketika kadar glukosa dalam darah tinggi, molekul glukosa akan menempel pada hemogobin di dalam sel darah merah (eritrosit). Sementara itu, pada penyakit diabetes, jumlah hemoglobin terglikasi yang tinggi menunjukan kontrol yang buruk terhadap kadar glukosa dan risiko komplikasi kronik semakin meningkat.

Gambar 1.1 Reaksi Pembentukan HbA1c

(Sumber: Trends in Quantification of HbA1c Using Electrochemical and Point-of-Care Analyzers. Sensors, 23(4), 1901)

Hubungan langsung antara HbA1c an rata-rata glukosa darah terjadi karena eritrosit terus menerus terglikasi selama 120 hari masa hidupnya. Karena laju pembentukan HbA1c sebanding dengan konsentrasi glukosa darah dan umur eritrosit, maka konsentrasi HbA1c dapat merepresentasikan nilai glukosa darah dalam 2 hingga 3 bulan terakhir. Nilai HbA1c > 6,5% telah ditetapkan untuk diagnosis diabetes, sedangkan HbA1c antara 5,7% hingga 6,4% mengindikasikan risiko tinggi untuk menjadi diabetes. Standarisasi metode pemeriksaan HbA1c telah diupayakan oleh berbagai kelompok ahli guna memperoleh manfaat yang optimal dari tes ini dalam mengendalikan risiko komplikasi diabetes diantaranya American Association for Clinical Chemistry  (AACC) melalui National Glycohemoglobin Standardization Program (NGSP) yang mengacu kepada referensi Diabetes Control and Complicatioin Trial (DCCT) dan International Federation of Clinical Chemistry (IFCC).

Metode Ion-Exchange HPLC dalam analisis HbA1c

Prinsip pemeriksaannya yaitu darah dengan antikoagulan EDTA diencerkan dengan reagen hemolisis yang mengandung borat. Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 30 menit dengan tujuan untuk meniadakan Schiff base. Langkah selanjutnya adalah menambahkan buffer yang dapat meningkatkan kekuatan ionik untuk melewati kolom. Deteksi hasil dibaca pada panjang gelombang 415 nm dan 690 nm, hasilnya dengan mengukur area dibawah kurva kemudian dihitung rasio antara area kurva HbA1c dengan area kurva hemoglobin total.

Metode ini memiliki kelebihan diantaranya yaitu, memiliki resolusi yang tinggi sehingga mampu mendeteksi fraksi hemoglobin lainnya sehingga dapat memeriksa semua sampel dari pasien termasuk sampel dengan Hb varian, waktu analsis cepat, hanya 3 sampai 5 menit, kemudian memiliki coefficient of variation yang cukup rendah yaitu kurang dari 2,0% menurut survei CAP pada tahun 2014, sehingga presisinya cukup tinggi.

Ion Chromatography: Solusi Terkini dalam Ion Exchange Kromatografi

Ion Chromatography (IC)merupakan instrument kromatografi yang prinsip kerjanya seperti HPLC, namun memiliki fokus kromatografi pada pertukaran ion (Ion Exchange). IC-8100 series dari TOSOH dapat menjadi jawaban dan solusi dalam analisis HbA1c, terlebih dengan spesifikasinya yang mendukung dalam metode analisisnya. Selain itu, terdapat dua jenis detektor yang digunakan, yaitu conductivity detector dan UV detector, dengan detektor UV merupakan detektor yang bisa diandalkan dalam analisis HbA1c, serta kolom pertukaran ion yaitu kation, sehingga anion HbA1c dapat turun dan terdeteksi lebih awal.

Gambar 1.2 Ion Chromatography dan UV Detector

(Sumber: TOSOH Ion Chromatography Catalog)

Dengan spesifikasi tersebut, IC-8100 dapat diandalkan sebagai instrumen dalam analisis HbA1c, terutama di Lembaga laboratorium kesehatan di rumah sakit atau laboratorium kesehatan swasta lainnya yang tentu membutuhkan keakuratan tinggi dan kecepatan dalam analisis gula darah. Untuk informasi dan pemesanan lebih lanjut, dapat menghubungi website kami di www.indotech.co.id atau menghubungi ke nomor pemesanan pada website.

Sumber

Harahap, R. I. M., Rostini, T., & Suraya, N. (2024). Pemeriksaan Laboratorium pada Hemoglobin Terglikasi (HbA1C) : Review Standarisasi dan Implementasi Klinis. Action Research Literate8(6). https://doi.org/10.46799/arl.v8i6.409

Mandali, P. K., Prabakaran, A., Annadurai, K., & Krishnan, U. M. (2023). Trends in Quantification of HbA1c Using Electrochemical and Point-of-Care Analyzers. Sensors23(4), 1901. https://doi.org/10.3390/s23041901

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top